KERANGKA NOVEL

 

Nama                    : Oktavia El Shara

Kelas                     : XII MIPA-10

No. Urut              : 23

Dalam rangka memenuhi tugas Bahasa Indonesia membuat kerangka novel, berikut ini lampiran dari kerangka novel berjudul 'Amerta' yang saya buat :

sebelum melanjutkan ke lampiran kerangka novel, saya akan menjelaskan sedikit mengenai arti dari judul yang saya pakai. Amerta memiliki makna kata 'Abadi' atau 'Tidak terlupakan' seperti sosok Ameena bagi Teresa di dalam cerita yang saya buat. 

  Kerangka Novel


     Tema             : Keluarga

      Judul             : Amerta

      Tokoh           :

        a.    Protagonis

                     §  Ameena          = Ceria, menggemaskan, kuat, dan bijak.

            § Halimah         = Penyayang dan rela berkorban.

            § Teresa            = Penyayang, lembut, rela berkorban, dan religius.

        b. Antagonis

        c.   Tritagonis

§  Saleem           = Suka menolong dan tulus.

§  Shafira           = Baik hati, penyabar, suka menolong.

§  Twan              = Penyayang, bertanggung jawab, setia.

§  Hannah          = Pemalu, baik, dan ramah.

§  Walimah        = ramah, baik hati, dan penyayang.

§  Furqan           = pekerja keras, jujur, dan bertanggung jawab.

§  Dhamar         = ceria, semangat, dan menggemaskan.

§  Ibu Teresa     = penyayang dan pengertian.

§  Ayah Teresa  = penyayang dan pengertian.

§  Adik Teresa  = pengertian dan baik.

          Latar / setting

        a.     Latar tempat      : Palestina, Pengungsian, Yerusalem, Rumah sakit,  Kanada, Bandara, Pesawat,                                     Rumah orang tua Teresa, Apartemen, Sekolah, Taman bermain.

        b.      Latar waktu      : Pagi, Siang, Sore, Malam, Tahun 2014.   

        c.       Latar suasana   : bahagia, sedih, kecewa, menegangkan, mengharukan.

         Alur                         : Mundur

         Amanat                   :

-        Kasih sayang seorang ibu tidak terhingga.

-        Cinta dan kasih sayang memberi kekuatan yang lebih kepada kita.

-        Kebaikan hati mampu menyelamatkan hidup seseorang.

-        Berpikir positif dan ikhlas merupakan kunci hidup.

-        Selalu ada kebaikan dari Tuhan dibalik setiap musibah yang dilalui.

-        Pantang menyerah dalam mewujudkan suatu cita-cita.


        Gambaran Cerita     :

 

Chapter 1 :

Cerita dimulai ketika Teresa bersimpuh memeluk sebuah batu nisan di atas sebuah makan yang masih basah. Ameena binti Furqan, malaikat kecil dalam hidupnya sudah berada di sisi Tuhan. Meski bukan anak kandungnya, Ameena adalah sosok yang paling dia cintai. Tangannya mengelus setiap huruf yang tertera di batu nisan seolah-olah dia sedang mengelus lembut kepala Ameena. Semua orang menangis mengantar kepergian gadis manis bernama Ameena. Teresa mengingat kembali bagaimana jalan hidup yang dilalui gadis kecil Ameena.

Ameena, gadis berusia 4 tahun yang senang bermain bersama teman-temannya dan kakaknya. Ameena kecil memiliki keluarga yang sangat harmonis. Sang ayah, Furqan, seorang yang disegani di kotanya. Ia seorang saudagar yang dikenal dengan kejujuran dan kebaikan hatinya. Prinsip Furqan dalam berdagang bukan masalah keuntungan, tapi bagaimana dagangannya membawa manfaat bagi orang yang membeli. Ibunya, Walimah, seorang yang dikenal dengan sifat ramahnya. Ia memperlakukan orang selayaknya keluarga sendiri.

Keluarga Ameena sangat disenangi oleh warga di kota. Begitu pun dengan Ameena dan Halimah, mereka sangat disenangi oleh teman-teman sebayanya. Halimah, kakak perempuan satu-satunya Ameena. Rasa cintanya kepada adiknya Ameena tidak terhingga. Ameena sendiri merupakan gadis kecil yang manis. Keduanya selalu bersama, dimanapun dan kapan pun.

Kehidupan keluarga kecil Ameena berjalan seperti biasanya. Penuh akan kasih sayang dan kebahagiaan. Naas, semuanya berubah drastis karena sebuah tragedi. Kotanya tiba-tiba diserang oleh tentara Israel. Dalam sehari bagunan sudah luluh lantah. Ledakkan terdengar dimana-mana, jeritan wanita dan anak-anak terus terdengar.

Ketika ledakkan pertama terdengar Halimah menarik Ameena sambil berlari. Ameena kecil yang terkejut terus menangis di dalam genggaman erat kakaknya. Mereka berlari mencari perlindungan.. Mereka berlindung di balik reruntuhan bangunan. Badan mereka dipenuhi debu dari reruntuhan bangunan. Kakinya dipenuhi darah yang tak sengaja mereka injak saat berlari.

Ameena terus menangis di dalam pelukan sang kakak. Hari mulai gelap diiringi meredanya suara ledakkan. Nasib malang terus mengejar. Hari esok yang diharap akan membaik justru memburuk. Ketika matahari mulai menyinari kota, suara kendaraan dan derap kaki menyelimuti kota. Ameena dan Halimah yang ketakutan mengendap-endap di antara reruntuhan.

Beruntungnya mereka bertemu bibi Salma. Bibi Salma menuntun mereka masuk ke dalam ruang bawah tanah miliknya. Hanya Ameena dan Halimah yang bersembunyi. Bibi Salma sibuk memindahkan semua barang untuk menutupi pintu ruang bawah tanah.

***

 

Chapter 2 :

Beberapa hari berlalu, Ameena dan Halimah yang kehabisan air di ruang bawah tanah memilih untuk mengendap ke luar. Pemandangan pertama yang mereka lihat adalah bibi Salma yang sudah tergeletak tak bernyawa di dekat pintu masuk rumahnya. Demi bertahan hidup mereka memberanikan diri pergi keluar rumah. Mencari tempat yang menyediakan air.

Di tengah pergerakan mereka, suara langkah kaki mulai terdengar. Mereka segera bersembunyi di balik reruntuhan. Terdengar suara seorang wanita yang berbicara dalam bahasa asing. Halimah memberanika diri mengintip. Seorang wanita menggunakan celana jeans dan kaus putih sedang berjalan sebari melihat sekitar.

Kedua mata mereka bertemu. Halimah bergegas bersembunyi kembali. Jantungnya berdetak sangat kencang. Suara derap langkah terus mendekat. Ameena yang ketakutan mulai menangis. Halimah memeluk adiknya dengan erat. Wanita itu adalah Teresa, ia menjadi seorang relawan perang. Ia berjalan perlahan sebari berusaha menenangkan mereka, tapi kendala bahasa membuat mereka tidak bisa paham ucapan satu sama lain.

Teresa melihat seorang gadis kecil yang memeluk gadis yang lebih muda darinya. Setelah ia berusaha menenangkan keduanya, akhirnya keduanya percaya bahwa ia bukan orang jahat. Teresa menggenggam tangan Ameena dan Halimah untuk dibawa ke pengungsian. Mereka dibawa menggunakan sebuah mobil bersama relawan dan korban lain yang masih hidup. Ameena dan halimah terus menggenggam tangan satu sama lain.

Sesampaiya di pengungsian, Teresa dibantu anggota militer lokal bernama Saleem untuk berkomunikasi dengan para pengungsi. Teresa merasa iba melihat kedua kakak adik yang ia temukan. Tubuhnya di balut debu dari reruntuhan dan lumuran darah di kaki mereka. Wajah mereka tertutup oleh debu putih reruntuhan. Teresa bersama Saleem berusaha membuat Ameena dan Halimah tenang.

Halimah yang merasa haus memberanikan diri untuk meminta air minum. Permintaannya di balas dengan senyuman hangat Teresa yang mengingatkannya pada ibunya. Matanya berkaca-kaca ketika menerima minuman dari Teresa. Halimah dan Ameena didamping oleh Teresa. Mereka berada dalam satu tenda.

Dari sini lah, hubungan antara Teresa, Ameena, dan Halimah terjalin. Tentunya atas bantuan Saleem yang mau menjadi penghubung untuk mereka. Halimah dan Ameena mulai bercerita mengenai keluarganya. Terkadang mereka bercerita penuh semangat, terkadang penuh rasa sedih. Teresa merasa tersentuh mendengar cerita keduanya. Ia berniat untuk mengadopsi keduanya sebagai anaknya.

***

 

        Chapter 3 :

Perjalanan mereka semua tidaklah mulus. Beberapa hari berlalu dengan ketenangan. Namun, tiba-tiba serangan militer dari Israel mengepung pengungsian. Semua orang panik, berlarian tanpa arah untuk melindungi diri sendiri. Teresa yang sedang berada di ruang pengobatan langsung bergegas ke tendanya. Mencari keberadaan Ameena dan Halimah.

Teresa hanya menemukan Ameena yang ketakutan di bawah kasur. Teresa langsung menggenggam tangan Ameena dan berlari mencari keberadaan Halimah. Sepanjang jalan keduanya berteriak memanggil nama Halimah. Halimah yang mendengar suara keduanya berlari kencang ke arah mereka. Beberapa langkah lagi Halimah sampai di pelukan Teresa, sebuah tembakan melayang menembuh dadanya. Halimah tersungkur di depan Teresa dan Ameena.

Ameena menangis histeris melihat kakaknya berlumuran darah. Teresa tanpa berpikir panjang langsung menggendongnya sebari menggenggam tangan Ameena untuk berlari sekendang mungkin. Sebuah tembakan lain hampir melayang, untungnya tangan cekatan Saleem menembak tentara musuh lebih cepat. Memberi waktu bagi mereka untuk berlari.

Baju Teresa penuh akan darah. Tangisan Ameena terus terdengar di telinganya. Ia berdoa kepada Tuhan agar Halimah selamat. Teresa menangis sebari terus berkata “tetap bertahan, sayang” kepada Halimah yang mulai melemas di gendongannya. Sebuah mobil militer menjemput mereka. Semua anggota militer berhamburan kea rah penyerangan, beberapa menuntun para korban untuk di ungsikan.

Teresa langsung meminta petugas menaikkan Ameena ke atas mobil. Ia terus memeluk Halimah di dalam gendongannya sebari menaiki mobil. Beberapa petugas berusaha membantu Halimah selama perjalanan. Saat mereka sampai di rumah sakit tempat pengungsian mereka yang baru. Halimah kecil sudah tidak bernapas. Darah yang keluar terlalu banyak, tubuhnya yang rentan tidak bisa bertahan lebih lama. Ameena terus berusaha membangunkan Halimah kakaknya. Sedangkan Teresa terisak menerima fakta gadis kecil yang di peluknya sudah tak bernyawa.

Butuh waktu yang lama untuk Ameena melepas anggota keluarga satu-satunya yang tersisa. Tak ada kata yang bisa ia ucap untuk mengungkapkan kesedihannya. Teresa masih bersedih, namun ia harus menghibur Ameena. Setelah hari berlalu, Teresa memutuskan untuk membawa Ameena pulang ke negaranya Kanada. Ia tak mau mengambil resiko. Ia ingin menjaga Ameena di sisinya, menghindari arena yang bisa merenggut nyawa keduanya kapan pun.

Setelah berbincang dengan ketua organisasinya, Teresa mengajak Ameena ikut ke negaranya. Ameena kecil yang tidak paham memilih mengikuti satu-satunya orang yang ia miliki. Keduanya pergi ke Kanada, menuju kediaman Teresa. Menuju tempat tenanng tanpa peperangan. Ameena kecil tersenyum kembali menatap hamparan awan dari dalam jendela. Seolah-olah tidak ada kejadian buruk yang telah menimpanya.

***

 

         Chapter 4 :

Setelah mereka sampai di Kanada, Teresa langsung membawa Ameena kecil ke kediaman orang tuanya. Ia mengenalkan Ameena kecil kepada keluarganya. Orang tua dan adik laki-lakinya cukup terkejut melihat Teresa pulang membawa gadis kecil di genggamannya. Ameena yang lelah tertidur di kamar Teresa. Di sisi lain, Teresa berbincang dengan keluarganya. Meminta izin agar ia bisa merawat dan mengadopsi Ameena. Ia menceritaka detail cerita yang Ameena dan Halimah ceritakan padanya. Juga tentang bagaimana mereka bisa bertemu dan kepergian Halimah.

Teresa kembali menangis tatkala mengucap nama Halimah. Keluarga Teresa pun meneteskan air mata mendengar kisah malang Ameena kecil. Malam itu, menjadi malah yang tak terlupakan bagi keluarga Teresa. Mereka terdorong untuk menjaga Ameena kecil di keluarganya. Ameena kecil sekarang memiliki keluarga baru yang akan mencintainya seperti dulu kala.

Agar mereka terhubung satu sama lain, Ameena dan Teresa dibantu oleh Shafira, teman lama Teresa yang berasal dari mesir. Teresa belajar bahasa arab dan Ameena belajar bahasa inggris. Komunikasi mereka tidak langsung berjalan lancer. Terkadang keduanya harus menggunakan isyarat tubuh untuk berkomunikasi. Beberapa minggu telah berlalu. Akhirnya Teresa secara resmi mengajukkan hak asuh dan mengadopsi Ameena.

Proses adopsi mereka lalui. Akhirnya Ameena resmi menjadi anak adopsi Teresa. Keduanya mulai hidup dengan baik. Ameena kecil sudah mulai menghiklaskan keluarganya di palestina. Itu semua didukung oleh kasih sayang yang Teresa dan keluarganya berikan. Ameena kecil mulai merasa memiliki keluarga baru. Tantangan hidup Ameena tidak berhenti di situ. Ia kesulitan bergaul dengan anak lainnya karena keterbatasan bahasa. Beberapa anak mengganggapnya aneh karena terkadang ameena tidak berucap dan hanya menggunakan bahasa isyarat tubuh.

Teresa mencoba berbagai cara untuk mengatasi masalah ini. Ia merasa sedih ketika melihat Ameena yang bermain sendiri di taman bermain. Ameena yang dulu di kelilingi teman-teman yang baik dan Kakak yang selalu menggenggam tangannya kini harus beradaptasi. Menjadi orang asing tanpa teman atau pun kakak yang selalu menggenggam tanggannya.

Kesedihan Ameena hilang ketika Teresa mempertemukan anak lain yang bisa berbahasa arab sepertinya. Dhamar, anak yang bernasib sama dengannya. Dhamar di adopsi oleh orang tuanya setelah ia mengungsi ke negara tetangga. Agar ameena memiliki teman, Teresa memilih untuk pindah dari kediaman orang tuanya. Ke sebuah apartemen tempat Dhamar dan keluarganya tinggal. Ameena dan Dhamar menjadi teman yang tidak bisa dipisahkan.

***

 

       Chapter 5 :

Tak terasa Ameena kecil sudah memasuki sekolah dasar. Ameena sudah lebih lancar berbahasa inggris, hingga tidak perlu menggunakan bahasa isyarat tubuh seperti dulu kala. Ameena tumbuh menjadi gadis kecil periang. Ia sangat senang bernyanyi. Teresa pun kini sudah memiliki seorang suami. Twan, seorang pria yang Teresa kenal ketika datang ke acara sekolah Tk Ameena. Twan merupakan seorang laki-laki yang sudah memiliki anak satu seusia Ameena. Hanna, gadis kecil pemalu, anak dari twan. Teresa dan Twan memulai hubungan.

Hal ini membuat Ameena berteman dengan Hannah. Mereka menyukai satu sama lain. dan keduanya bahagia ketika orang tuanya menikah. Ameena kini memiliki saudara perempuan, meski bukan saudara kandungnya. Kehidupan Ameena terus membaik. Hingga suatu kejadian mengubah kembali hidupnya. Ameena kecil keracunan makanan yang ia beli di kantin sekolah. Twan dan Teresa mengira Ameena hanya keracunan makanan biasa.

Tapi, kian hari Ameena terus muntah-muntah dan kehilangan nafsu makannya. Teresa membawa Ameena untuk chek up di dokter. Betapa terkejutnya ia mendengar penjelasan dokter. Gadis kecil kesayangannya mengidap kanker hati. Dunia Teresa terasa runtuh. Mereka pulang dengan tangisan di mata Teresa. Twan pun meneteskan air mata saat mendengar ucapan Teresa.

Teresa berusaha terus tersenyum di hadapan Ameena. Ameena kecil yang tidak mengerti apa-apa terus menjalani hidupnya dengan ceria. Teresa mengambil keputusan untuk mengambil pengobatan. Teresa tahu bahwa Ameena akan merasa kasakitan dalam proses pengobatan. Ia berusaha menjelaskan Ameena mengenai penyakitnya.

Ameena kecil mengikuti arahan ibunya. Ameena tidak mau melihat Teresa terus bersedih. Ameena mulai sering merasa kesakitan, tubuhnya mulai kehilangan berat badan, dan rambutnya perlahan rontok akibat efek samping pengobatan. Ameena merasa malu dengan kepalanya yang menjadi botak. Teresa  dan Twan memutuskan untuk mencukur habis rambutnya. Untuk memberi dukungan pada Ameena.

***

 

        Chapter 6 :

Ameena tidak kehilangan semangat hidupnya. Ia terus berlatih bernyanyi. Wajahnya yang pucat selalu menunjukkan senyuman. Hingga suatu hari, Teresa dan Twan memutuskan untuk mengajak Ameena pergi ke suatu audisi.  Pada saat audisi Ameena kecil menyanyikan lagu ‘Heal The World’ karya Michael Jackson. Lagu ini ia nyanyikan dengan harapan tidak ada anak lain yang menderita sepertinya dulu di Yerusalem.

Juri tersentuh dengan cerita Ameena dan semangat yang ia miliki. Ameena akhirnya lulus audisi dan berkesempatan melanjutkan perjalanannya ke babak selanjutnya. Tetapi sayang, ia harus mengundurkan diri karena penyakitnya membuatnya terus melemah. Ameena harus lebih fokus pada kesehatannya. Ameena tau waktu baginya sudah ditentukan. Melihat perlahan satu per satu temannya pergi menemui sang pencipta.

Benar saja, sebulan setelah ia pengundurkan diri. Ameena kecil menghembuskan napas terakhirnya. Ameena selalu menguatkan Teresa, ia sudah mengikhlaskan takdirnya untuk pergi kapan pun Tuhan hendaki. Ameena menghembuskan napas terakhirnya di dalam pelukan hangat Teresa. Itulah Sekilas cerita tentang Ameena di dalam hidup Teresa. Sebuah kisah yang indah tapi menyakitkan.


Komentar

Nazla Syaili mengatakan…
Kerangka novel di atas sudah sesuai dengan kaidah kebahasaan, lengkap, dan memuat topik yang menarik
Raynald Kristian mengatakan…
Kerangkanya udah bagus bangett👍👍
Skolastika Jacklyn mengatakan…
kerangka novel ini sudah bagus, ringkasan ceritanya juga menarik
Riski pauji mengatakan…
kerangka nya sudah sangat terstruktur dan menarik sekali untuk dibaca, lanjutkaann🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩
Dikri Nugraha mengatakan…
Novel tersebut sudah baik dan benar 👍🏻
Dela Puspita mengatakan…
Judul dan ringkasan ceritanya sangat menarik, semangat
Riska Sari mengatakan…
Pemilihan judul, tema dan sebagainya sudah bagus, dari sinopsisnya juga menarik
athalieex mengatakan…
Kerangka novel tersebut sudah baik dan benar, ceritanya pun sangat menarik. Keren, Good job👍🏻
Rizki Ramadhani mengatakan…
Kerangka novelnya sudah sangat bagus.Kerennnn
Dhia Najmi mengatakan…
Kerangka novel yang telah disusun sudah sesuai struktur. Pemilihan judul, tema, dan alur cerita sangat menarik.
Kayla Carissa mengatakan…
Teks kerangka novelnya bagus, struktur dan kaidah kebahasaannya sudah sesuai, bahasa yang digunakan mudah untuk dimengerti, topik yang dibahas pun sudah cukup menarik.

Postingan Populer